Friday, September 26, 2014

Raisa Nafila - Coffee Hunter


Perempuan yang akan saya wawancara kali ini seseorang yang bernama Raisa Nafila, ia biasa dipanggil oleh temannya dengann sebutan Raisa. Ia berdomisili didaerah Petamburan Jakarta Pusat. Raisa sedang menempuh pendidikannya di Universitas Bina Nusantara dengan jurusan Arsitektur. Menurut Raisa leisure ialah semacam aktivitas yang dilakukan di waktu luang untuk menghilangkan stress yang ada di hari biasanya. Menurut ia leisure cukup penting dikarenakan menurut ia jurusan Arsitektur jadwal kuliahnya yang cukup padat dan juga deadline tugasnya yang sangat cepat membuat para mahasiswa Aristektur cukup sibuk dalam kuliahnya. “apalagi tiap minggu kita harus ngeliatin dosennya progress dari tugas perancangan kita, itu udah cukup membuat sibuk menurut gua” ujar Raisa. Tetapi menurut ia waktu luang yang adapun cukup dan sama dengan orang yang kuliah dijurusan lainnya, deadline tugas saja yang membuat jurusan Arsitektur terlihat sibuk dibandingkan dengan yang lainnya.

Aktivitas yang sering dilakukan Raisa dalam waktu leisurenya ialah pergi ke salon maupun olahraga. Ia pun juga cukup senang ketika waktu leisure datang berjalan-jalan ke mall sendiri. Tetapi ketika bersama dengan teman-temannya ia lebih memilih ke café untuk meminum kopi. Hal ini dikarenakan banyaknya teman yang menyukai kopi dan nongkrong, menurut Raisa café merupakan tempat yang pas untuk mengakomodir itu. “kopi itu bisa memenangkan” hal yang dilontarkan Raisa ini dikarenakan ketika meminum kopi bersama teman bisa menghilang penat yang ada dan juga mengobrol bersama teman membuat jenuh yang ada hilang dengan sendirinya. Dan juga biasanya ketika berada café ia bersama teman-temannya menyempatkan untuk foto bersama dengan temannya  “foto biasa cewe-cewe gitu”. Dan juga ketika mereka memiliki tugas, café merupakan destinasi bagi mereka untuk mengerjakan tugas “biasanya bagi beberapa temen gua café juga tempat buat nyari inspirasi buat tugas”. Dalam memilih tempat untuk minum kopi tempat yang dikunjungi biasanya berbeda, dikarenakan ia dan teman-temannya juga suka untuk mencari tempat yang baru untuk meminum kopi.

Aktivitas yang tidak suka dilakukan oleh Raisa ialah ketika dirinya diajak untuk mengikuti  lari pada saat Car Free Day (CFD), memang Raisa menyukai olahraga tetapi ia menyukai melakukan aktivitas tersebut dengan tempat indoor. Ketika dirinya diminta untuk melakukan olahraga lari, ia pun lebih prefer melakukannya dirumah dengan alat treadmill. Tetapi ketika temannya mengajak untuk bersepeda pada saat CFD ia tidak menolaknya “pokoknya gasuka aja kalo lari lagi CFD”. Dikarenakan ia kurang menyukai olahraga lari, makanya ketika melakukan treadmill ia hanya jogging saja.

Tempat favorit yang dikunjungi oleh raisa ialah café yang menyajikan kopi, dikarenakan menurut ia hampir semua café yang berada di Jakarta sudah cukup enak.  Dan juga banyaknya varian minuman yang disajikan oleh café didaerah Jakarta. Menurut ia salah satu alasan juga mendatangi café ialah melihat barista membuat kopi yang menurut Raisa cukup keren untuk dilihatnya. Dan juga ia senang untuk mengunjungi restoran pada saat weekend. Contoh café yang sering didatangi oleh raisa dan teman-temannya ialah mengunjungi coffeberian didaerah panglima polim. Ia pun sering datang ketempat tersebut dikarenakan rasa minuman kopinya yang begitu enak sehingga membuat ia terus datang kembali walaupun dengan harga yang cukup mahal. Ketika dalam memilih café berdasarkan tempat, maka tempat yang dikunjunginya ialah Traffique Coffee berlokasi didaerah hang tuah, hal ini dikarenakan menurut ia tempat yang ada cukup menarik untuk dilihatnya dan juga nyaman ketika harus mengobrol ditempat tersebut “bahkan gua udah 4 kali kesana dan nongkrong sampe 3 jam gitu”

Sebenarnya Raisa pada awalnya tidak menyukai kopi, dikarenakan menurut ia rasa kopi yang pahit tidak enak untuk diminum. Tetapi ketika kuliah ia menyempatkan dirinya untuk meminum kopi dikarenakan ketika tugasnya padat ia harus begadang dan menurut ia kopi cukup membantu untuk membuat dirinya tetap semangat dalam mengerjakan tugas. Dan juga ajakan teman-temannya ke café yang menyediakan minuman berbasis kopi membuat ia jadi terbiasa untuk meminum kopi walaupun raisa masih tidak menyukai kopi yang cukup strong dan rasa pahit seperti espresso, tetapi ia menyukai minuman kopi yang rasanya tidak terlalu pahit seperti crème brulee, frappucino dan lainnya yang rasa kopinya tidak cukup strong dan merupakan campuran dari berbagai bahan. Salah satu yang membuat kopi itu menarik juga ialah tampilannya yang sudah menggunakan ‘latte art’ dan bahkan sebuah café di Jakarta memiliki barista yang bisa melukiskan wajah pengunjungnya dengan tampilan yang cukup detail bahkan menurut Raisa “kopi menjadi salah satu ‘teman’ terbaik” dikarenakan menurut ia kopi mempunyai banyak keuntungan ketiks harus mengerjakan tugas dapat membuat dirinya terjaga hingga beberapa jam. Ia pun mengatakan bahwa pengalaman dirinya untuk mencoba kopi ialah pengalaman terbaik, mungkin ia akan menyesal jika tidak mencoba kopi dikarenakan ketika ia sekarang sudah mengenal kopi membuat ia menjadi lebih sering untuk berkeliling kota Jakarta untuk mencari café yang menyediakan kopi terbaik di Jakarta dan menjadikan meminum kopi menjadi aktivitas pada saat leisure time datang.

Tempat yang tidak disukai dikunjungi Raisa ialah Cilandak Town Square, dikarenakan menurut ia store-store yang ada di mall tersebut tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan mall lainnya yang ada di Jakarta. Mall kedua yang tidak disukai berikutnya ialah Pondok Indah Mall dikarenakan menurut ia tempat tersebut sangat padat pada saat weekend datang. Ia pun sebenernya tidak menyukai mall dan juga isinya yang terkesan begitu saja dan sama dengan mall lainnya. Jika ia harus menghabiskan uangnya untuk satu kegiatan maka tempat ia lebih prefer untuk menghabiskannya berkunjung ke café dan meminum kopi ataupun makan di café yang ada.

Annoying experience yang pernah dialami oleh Raisa ialah ketika ia mengunjungi café ‘Union’ pada saat itu ia memesan kopi dengan teman-temannya. pada saat memesan pun Ia mengharapkan ekspektasi yang tinggi pada saat penyajian minuman kopi, tetapi pada saat minuman tersebut datang ke mejanya, ekspektasi Raisa pun langsung jatuh “itu dia cuman kaya gelas kopi dikasih es aja” padahal ia memesan minuman yang cukup berbeda dengan apa yang ditampilkannya. Pada saat meminumnya pun rasa yang ada ialah rasa seperti kopi dengan es saja, tidak ada yang special dari rasa minuman tersebut padahal uang yang dikeluarkan pun cukup lumayan untuk sekedar minum kopi. Dan hal terburuk yang terjadi ialah sehabis meminum kopi tersebut hal yang dirasakan ialah sakit perut padahal menurut ia “padahal udah 2 kali kesana dan hal yang dialami sama aja” jadi Raisa tidak akan menyarankan untuk ke tempat tersebut.

Memorable experience yang pernah dialami raisa ialah ketika mendatangi sebuah restoran di Jakarta yang bernama ‘Bunga Rampai’ yang berlokasi di Menteng Jakarta Pusat. Pada saat itu ia menemukan hal tersebut ia pernah diajak ke tempat tersebut. Ia cukup kaget ketika melihat tempat tersebut dikarenakan tempatnya yang sangat bagus, dikarenakan tempat yang digunakan ialah bangunan peninggalan Belanda. Bahkan pelayan yang ada disana pun memakai pakaian yang rapi seperti kebaya dan tukang parkirnya pun menggunakan pakaian pada saat  zaman perjuangan merebut kemerdekaan.  Dan hal yang disukai oleh Raisa ialah ada orang yang memainkan piano ditempat tersebut “kan biasanya kalo direstoran ada piano cuman didiemin aja nah kalo ini dimainin”. Menurut raisa tempat tersebut sangat jarang ada di Jakarta dan juga interior tempat tersebut yang sangat menarik sebagai mahasiswa Arsitektur Interior.

Ketika ia berbicara soal acara yang di inginkan untuk dilakukan di Kota Jakarta ialah pemda bisa membuat sebuah event “contoh bandung kan sekarang walikotanya ridwan kamil dia bisa bikin bandung lebih hidup dan event yang ada itu setiap minggu dan gua ngiri kenapa itu gaada dijakarta” Dan juga menurut ia festival yang diadakan di Kota Bandung tidak fokus hanya kepada satu tempat, tetapi menyebar diseluruh kota tidak seperti Jakarta yang hanya fokus satu tempat seperti Monas saja. Event yang bisa dibuat menurut ia festival makanan maupun minuman terutama kopi yang merupakan salah satu hobi Raisa. Ia pun cukup menyesal pada saat itu tidak datang ke festival kopi yang ada disebuah tempat berbelanja yang berlokasi di Kuningan dikarenakan ia telat mengetahui informasi tersebut.

Jakarta menurut Raisa masih bisa berkembang jika dilakukan dengan niat oleh pemerintah dan masyarakatnya. Dikarenakan ia pernah belajar dalam salah satu mata kuliah ia diminta dosennya untuk membuat sebuah taman yang berlokasi di Taman Cut Meutia dan jika itu bisa terealisasi maka akan sangat menyenangkan melihat Jakarta. Bahkan senior ia pernah mengikuti sayembara dalam mendesain kota tua yang mana untuk mengantisipasi naiknya permukaan air laut pada tahun 2050. “Jakarta masih bisa berkembang tergantung gimana kita mau ngubahnya dan usahainnya aja” ia pun menyarankan untuk pemerintah daerah melibatkan banyak arsitek-arsitek muda dalam mendesain Jakarta. “kalo ngeliat Jakarta sekarang sih berubah, tapi berubahnya masih nanggung” pernyataaan ini menutup wawancara saya kali ini dengan Raisa Nafila.





No comments:

Post a Comment