Saturday, September 27, 2014

Hendra - Pecinta Ayam Jago


Pria yang akan menjadi responden saya kali ini ialah bernama Hendra, ia bekerja sebagai seorang supir pribadi yang berdomisili di daerah Petamburan Jakarta Pusat. Biasanya ia bekerja dari hari Senin hingga Jumat, tetapi sesekali pada saat hari sabtu ia masuk untuk mengantar atasannya pergi. Oleh karena itu ia menjadi jarang pulang kerumahnya, seminggu sekali ia pulang kerumah keluarganya hal ini dikarenakan Pak Hendra harus berada dirumah atasannya dari hari Senin hingga Jum’at untuk menjaga rumah atasannya. Sebenarnya hari libur pak Hendra itu tidak menentu, tetapi biasanya hari libur jatuh pada hari Sabtu atau Minggu.

Aktivitas yang dilakukan oleh pak Hendra pada saat leisure time cukup unik, dikarenakan ia mempunya hobby yaitu memelihara Ayam. "saya kalo weekend mah ngeliatin ayam aja udah seneng sambil minum kopi" Oleh karena itu pada saat hari libur datang hal yang dilakukannya ialah merawat ayamnya dari mulai memandikan, memberi makan dan banyak hal lainnya. ia pun memiliki enam ekor Ayam yang berjenis Ayam Jago Bangkok. Hal lain yang dilakukan oleh ia ialah mengadu Ayam Jago miliknya dengan milik orang lain tetapi tidak menggunakan uang seperti yang dilakukan oleh orang lainnya. ia pun menyebut “suka ngadu ayam buat trend-an aja bukan pake uang gitu”. Ia tidak menyukai jika harus mengikuti taruhan ayam dikarenakan ia memang tidak tertarik dengan hal tersebut. Menurut ia orang yang memiliki hobby sama dengan ia pun banyak. Ia pun mengatakan jika sekarang sudah jarang pergi ke tempat rekreasi dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya dan lebih memilih untuk merawat Ayam jago yang ada dirumahnya.

Awalnya ia memiliki hobby ini dikarenakan melihat tetangganya yang mempunyai Ayam Jago, ia pun melihat bagaimana tetangga itu memandikan ayam tersebut dan merawatnya. Oleh karena hal itu ia pun mulai untuk memelihara ayam, dimulai dengan membeli Ayam berjenis jantan kemudian ia ingin “macek” yang mana untuk mengembang biakkan ayam tersebut. Setelah itu ia membeli ayam berjenis betina dan mengawinkannya untuk memperoleh lebih banyak ayam, ia pun hingga sekarang ini mempunyai ayam sebanyak enam ekor. Hobby yang dilakoni ini sudah dijalankan selama 2 tahun.

Ia pun tidak menyukai kegiatan rekreasi dikarenakan ‘sudah bosan’ dengan Jakarta, ia pun mengatakan kegiatan tersebut banyak dilakukannya ketika dulu ia belum menikah, ia sering berjalan bersama teman-temannya ketika dulu masih belum menikah. Pak Hendra memiliki 3 orang anak, tetapi kedua anak sudah menikah sedangkan yang ketiga berusia 12 tahun. Ketika anak yang terakhir ingin melakukan rekreasi, ia cenderung pergi bersama dengan teman-temannya  dan juga melakukan kegiatan seperti karate. Oleh karena itu pak Hendra menghabiskan waktunya untuk merawat ayamnya yang dipelihara. Tetapi ketika melakukan liburan ia memilih Ancol, menurut ia harga masuk yang hanya 15 ribu rupiah dan berenang dipantai bersama dengan keluargany sudah cukup menyenangkan.

Memorable experience yang dialami ialah ketika muda dulu, ia dipanggil oleh Roy Martin dengan teman-temannya. ia pun pernah taruhan untuk menggoda seorang wanita berkenalan dan ia menang dalam taruhan tersebut “waktu dulu muda mah jago tapi sekarang sudah sadar, hahaha” dan hal yang dialami berikutnya ialah ketika temannya mengajak untuk berenang dikota Bogor, pada zaman dahulu belum banyak orang Jakarta yang pergi ke Bogor dan pada saat disana ia mencoba untuk berenang dan ia langsung menggigil dikarenakan airnya yang begitu dingin berbeda dengan apa yang ada di Jakarta. “saya diketawain sama teman-teman saya, hahaha”. Ia pun juga pernah mengalami pengalaman tidak terlupakan ketika pada zaman dahulu menaiki angkutan umum, ia pernah kena todong dengan penjahat bersama teman-temannya didalam angkutan umum tersebut dengan cepat ia langsung menyembunyikan dompetnya didalam sepatu ia dan menginjaknya dengan kakinya “mana dompetnya, saya gak bawa dompet” itulah akhirnya ia lolos dari penjahat tersebut. Tetapi hal yang tidak menyenangkan jika ia menjadi saksi dalam kasus tersebut, para polisi biasanya kerap untuk meminta uang bensin untuk mempercepat masalah tersebut.

Annoying experience yang dialaminya ialah ketika pada hari sebelumnya ia memenangkan lomba adu ayam bersama tetangganya dan pada saat itu ada orang yang ingin menawar untuk memiliki ayam pak Hendra, tetapi pak Hendra tidak mau menjual ayam tersebut dikarenakan ia ingin mengembang biakkan ayam tersebut untuk mempunyai banyak ayam dengan harapan ayam yang lahir bisa menjadi ayam yang hebat seperti induknya. Tapi apesnya pada saat pagi hari ayam tersebut dicuri dengan orang lain “tapi udah ilang mau diapain lagi”. Hal lainnya ialah ketika ia mengadu ayam yang dimilikinya dengan ayam orang lain, ayam yang dimilikinya kalah “ayam saya babak belur dan biru-biru gitu terus saya kasih obat ‘bodrex’ 5 butir dan pagi-pagi istri bilang itu pak ayamnya mati pada biru-biru yah overdosis hahaha” hal itulah yang menyebabkan ayamnya mati.

Dalam merawat ayam yang dimilikinya, ia pun memberikan vitamin atau jamu kepada ayamnya tersebut, jamu yang diberikan kepada ayamnya tersebut bernama ‘power’ dan dosisnya pun berbeda-beda. Pada saat ia ingin mengadu ayam tersebut, ayam akan diberikan 4 butir ‘power’ untuk kekuatannya dan sedangkan pada hari biasa ia memberikan satu butir untuk menjaga stamina dari ayam tersebut. Dan juga ia harus rajin memandikan ayam tersebut dan menjemur ayamnya tersebut. Tetapi ia pernah menjemur ayam tersebut terlalu lama didalam kandang khusus untuk menjemur ayam dan akhirnya mati dikarenakan terlalu lama menjemur ayamnya dikandang. Biaya yang dikeluarkan untuk merawat ayamnya 96 ribu rupiah per minggu, dikarenakan untuk membeli beras merah dan berbagai macam jamu maupun lainnya untuk ayam yang dipeliharanya. Ketika ayam  yang dimilikinya bertelur banyak, ia pun kerap untuk menjual ayam tersebut maupun memakannya.


Ketika ditanya untuk diadakan event untuk adu ayam ia pun tidak tertarik. Ia mengatakan ‘saya tidak tertarik dan takut tergiur”, menurut ia pun banyak yang mengadakan kontes adu ayam bahkan pemerintah pun pernah mengadakannya, tetapi ia tidak tertarik untuk mengikutinya dikarenakan ia tidak menyukai hal seperti itu dan takut menjadi judi. “daripada diadu mending ayamnya diliatin aja” dan juga “kalo udah bosen saya ayamnya mending dimakan aja, hahaha udah 10 ekor kali dimakan’ hal ini menutup wawancara saya dengan pak Hendra.

Friday, September 26, 2014

Raisa Nafila - Coffee Hunter


Perempuan yang akan saya wawancara kali ini seseorang yang bernama Raisa Nafila, ia biasa dipanggil oleh temannya dengann sebutan Raisa. Ia berdomisili didaerah Petamburan Jakarta Pusat. Raisa sedang menempuh pendidikannya di Universitas Bina Nusantara dengan jurusan Arsitektur. Menurut Raisa leisure ialah semacam aktivitas yang dilakukan di waktu luang untuk menghilangkan stress yang ada di hari biasanya. Menurut ia leisure cukup penting dikarenakan menurut ia jurusan Arsitektur jadwal kuliahnya yang cukup padat dan juga deadline tugasnya yang sangat cepat membuat para mahasiswa Aristektur cukup sibuk dalam kuliahnya. “apalagi tiap minggu kita harus ngeliatin dosennya progress dari tugas perancangan kita, itu udah cukup membuat sibuk menurut gua” ujar Raisa. Tetapi menurut ia waktu luang yang adapun cukup dan sama dengan orang yang kuliah dijurusan lainnya, deadline tugas saja yang membuat jurusan Arsitektur terlihat sibuk dibandingkan dengan yang lainnya.

Aktivitas yang sering dilakukan Raisa dalam waktu leisurenya ialah pergi ke salon maupun olahraga. Ia pun juga cukup senang ketika waktu leisure datang berjalan-jalan ke mall sendiri. Tetapi ketika bersama dengan teman-temannya ia lebih memilih ke café untuk meminum kopi. Hal ini dikarenakan banyaknya teman yang menyukai kopi dan nongkrong, menurut Raisa café merupakan tempat yang pas untuk mengakomodir itu. “kopi itu bisa memenangkan” hal yang dilontarkan Raisa ini dikarenakan ketika meminum kopi bersama teman bisa menghilang penat yang ada dan juga mengobrol bersama teman membuat jenuh yang ada hilang dengan sendirinya. Dan juga biasanya ketika berada café ia bersama teman-temannya menyempatkan untuk foto bersama dengan temannya  “foto biasa cewe-cewe gitu”. Dan juga ketika mereka memiliki tugas, café merupakan destinasi bagi mereka untuk mengerjakan tugas “biasanya bagi beberapa temen gua café juga tempat buat nyari inspirasi buat tugas”. Dalam memilih tempat untuk minum kopi tempat yang dikunjungi biasanya berbeda, dikarenakan ia dan teman-temannya juga suka untuk mencari tempat yang baru untuk meminum kopi.

Aktivitas yang tidak suka dilakukan oleh Raisa ialah ketika dirinya diajak untuk mengikuti  lari pada saat Car Free Day (CFD), memang Raisa menyukai olahraga tetapi ia menyukai melakukan aktivitas tersebut dengan tempat indoor. Ketika dirinya diminta untuk melakukan olahraga lari, ia pun lebih prefer melakukannya dirumah dengan alat treadmill. Tetapi ketika temannya mengajak untuk bersepeda pada saat CFD ia tidak menolaknya “pokoknya gasuka aja kalo lari lagi CFD”. Dikarenakan ia kurang menyukai olahraga lari, makanya ketika melakukan treadmill ia hanya jogging saja.

Tempat favorit yang dikunjungi oleh raisa ialah café yang menyajikan kopi, dikarenakan menurut ia hampir semua café yang berada di Jakarta sudah cukup enak.  Dan juga banyaknya varian minuman yang disajikan oleh café didaerah Jakarta. Menurut ia salah satu alasan juga mendatangi café ialah melihat barista membuat kopi yang menurut Raisa cukup keren untuk dilihatnya. Dan juga ia senang untuk mengunjungi restoran pada saat weekend. Contoh café yang sering didatangi oleh raisa dan teman-temannya ialah mengunjungi coffeberian didaerah panglima polim. Ia pun sering datang ketempat tersebut dikarenakan rasa minuman kopinya yang begitu enak sehingga membuat ia terus datang kembali walaupun dengan harga yang cukup mahal. Ketika dalam memilih café berdasarkan tempat, maka tempat yang dikunjunginya ialah Traffique Coffee berlokasi didaerah hang tuah, hal ini dikarenakan menurut ia tempat yang ada cukup menarik untuk dilihatnya dan juga nyaman ketika harus mengobrol ditempat tersebut “bahkan gua udah 4 kali kesana dan nongkrong sampe 3 jam gitu”

Sebenarnya Raisa pada awalnya tidak menyukai kopi, dikarenakan menurut ia rasa kopi yang pahit tidak enak untuk diminum. Tetapi ketika kuliah ia menyempatkan dirinya untuk meminum kopi dikarenakan ketika tugasnya padat ia harus begadang dan menurut ia kopi cukup membantu untuk membuat dirinya tetap semangat dalam mengerjakan tugas. Dan juga ajakan teman-temannya ke café yang menyediakan minuman berbasis kopi membuat ia jadi terbiasa untuk meminum kopi walaupun raisa masih tidak menyukai kopi yang cukup strong dan rasa pahit seperti espresso, tetapi ia menyukai minuman kopi yang rasanya tidak terlalu pahit seperti crème brulee, frappucino dan lainnya yang rasa kopinya tidak cukup strong dan merupakan campuran dari berbagai bahan. Salah satu yang membuat kopi itu menarik juga ialah tampilannya yang sudah menggunakan ‘latte art’ dan bahkan sebuah café di Jakarta memiliki barista yang bisa melukiskan wajah pengunjungnya dengan tampilan yang cukup detail bahkan menurut Raisa “kopi menjadi salah satu ‘teman’ terbaik” dikarenakan menurut ia kopi mempunyai banyak keuntungan ketiks harus mengerjakan tugas dapat membuat dirinya terjaga hingga beberapa jam. Ia pun mengatakan bahwa pengalaman dirinya untuk mencoba kopi ialah pengalaman terbaik, mungkin ia akan menyesal jika tidak mencoba kopi dikarenakan ketika ia sekarang sudah mengenal kopi membuat ia menjadi lebih sering untuk berkeliling kota Jakarta untuk mencari café yang menyediakan kopi terbaik di Jakarta dan menjadikan meminum kopi menjadi aktivitas pada saat leisure time datang.

Tempat yang tidak disukai dikunjungi Raisa ialah Cilandak Town Square, dikarenakan menurut ia store-store yang ada di mall tersebut tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan mall lainnya yang ada di Jakarta. Mall kedua yang tidak disukai berikutnya ialah Pondok Indah Mall dikarenakan menurut ia tempat tersebut sangat padat pada saat weekend datang. Ia pun sebenernya tidak menyukai mall dan juga isinya yang terkesan begitu saja dan sama dengan mall lainnya. Jika ia harus menghabiskan uangnya untuk satu kegiatan maka tempat ia lebih prefer untuk menghabiskannya berkunjung ke café dan meminum kopi ataupun makan di café yang ada.

Annoying experience yang pernah dialami oleh Raisa ialah ketika ia mengunjungi café ‘Union’ pada saat itu ia memesan kopi dengan teman-temannya. pada saat memesan pun Ia mengharapkan ekspektasi yang tinggi pada saat penyajian minuman kopi, tetapi pada saat minuman tersebut datang ke mejanya, ekspektasi Raisa pun langsung jatuh “itu dia cuman kaya gelas kopi dikasih es aja” padahal ia memesan minuman yang cukup berbeda dengan apa yang ditampilkannya. Pada saat meminumnya pun rasa yang ada ialah rasa seperti kopi dengan es saja, tidak ada yang special dari rasa minuman tersebut padahal uang yang dikeluarkan pun cukup lumayan untuk sekedar minum kopi. Dan hal terburuk yang terjadi ialah sehabis meminum kopi tersebut hal yang dirasakan ialah sakit perut padahal menurut ia “padahal udah 2 kali kesana dan hal yang dialami sama aja” jadi Raisa tidak akan menyarankan untuk ke tempat tersebut.

Memorable experience yang pernah dialami raisa ialah ketika mendatangi sebuah restoran di Jakarta yang bernama ‘Bunga Rampai’ yang berlokasi di Menteng Jakarta Pusat. Pada saat itu ia menemukan hal tersebut ia pernah diajak ke tempat tersebut. Ia cukup kaget ketika melihat tempat tersebut dikarenakan tempatnya yang sangat bagus, dikarenakan tempat yang digunakan ialah bangunan peninggalan Belanda. Bahkan pelayan yang ada disana pun memakai pakaian yang rapi seperti kebaya dan tukang parkirnya pun menggunakan pakaian pada saat  zaman perjuangan merebut kemerdekaan.  Dan hal yang disukai oleh Raisa ialah ada orang yang memainkan piano ditempat tersebut “kan biasanya kalo direstoran ada piano cuman didiemin aja nah kalo ini dimainin”. Menurut raisa tempat tersebut sangat jarang ada di Jakarta dan juga interior tempat tersebut yang sangat menarik sebagai mahasiswa Arsitektur Interior.

Ketika ia berbicara soal acara yang di inginkan untuk dilakukan di Kota Jakarta ialah pemda bisa membuat sebuah event “contoh bandung kan sekarang walikotanya ridwan kamil dia bisa bikin bandung lebih hidup dan event yang ada itu setiap minggu dan gua ngiri kenapa itu gaada dijakarta” Dan juga menurut ia festival yang diadakan di Kota Bandung tidak fokus hanya kepada satu tempat, tetapi menyebar diseluruh kota tidak seperti Jakarta yang hanya fokus satu tempat seperti Monas saja. Event yang bisa dibuat menurut ia festival makanan maupun minuman terutama kopi yang merupakan salah satu hobi Raisa. Ia pun cukup menyesal pada saat itu tidak datang ke festival kopi yang ada disebuah tempat berbelanja yang berlokasi di Kuningan dikarenakan ia telat mengetahui informasi tersebut.

Jakarta menurut Raisa masih bisa berkembang jika dilakukan dengan niat oleh pemerintah dan masyarakatnya. Dikarenakan ia pernah belajar dalam salah satu mata kuliah ia diminta dosennya untuk membuat sebuah taman yang berlokasi di Taman Cut Meutia dan jika itu bisa terealisasi maka akan sangat menyenangkan melihat Jakarta. Bahkan senior ia pernah mengikuti sayembara dalam mendesain kota tua yang mana untuk mengantisipasi naiknya permukaan air laut pada tahun 2050. “Jakarta masih bisa berkembang tergantung gimana kita mau ngubahnya dan usahainnya aja” ia pun menyarankan untuk pemerintah daerah melibatkan banyak arsitek-arsitek muda dalam mendesain Jakarta. “kalo ngeliat Jakarta sekarang sih berubah, tapi berubahnya masih nanggung” pernyataaan ini menutup wawancara saya kali ini dengan Raisa Nafila.





Mandy - Socialize Person


Perempuan yang akan saya wawancara kali ini adalah Amanda Junisa Siregar atau biasa dipanggil oleh teman-temannya dengan panggilan Mandy. Ia sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia International dengan jurusan Hukum, sedangkan responden saya kali ini bertempat tinggal didaerah Jakarta Selatan. Menurut Mandy leisure time adalah waktu luang yang bisa digunakan untuk menyenangkan diri “kita nonton tv termasuk leisure time”. Hal yang biasa dilakukan Mandy pada saat leisure time ialah keluar rumah bersama teman atau keluarga, tetapi ketika tugas kuliah yang ada sedang menumpuk, maka ia menghabiskannya dengan bersantai di rumah. Jika ia pergi bersama teman dihari sabtu maka tujuannya ialah mencoba tempat makan baru sedangkan jika bersama keluarga dihari minggu maka ia makan dengan menu yang cenderung makanan Indonesia.

Salah satu tempat favorit yang dikunjungi oleh Mandy dan teman-temannya adalah Union, dan FJ 0n 7. Hal ini dikarenakan menurut dia ditempat seperti itu lebih enak buat ngobrol dan duduk lama bersama temannya, dan juga biasanya ada live music yang mana akan menyenangkan ketika kita nongkrong ditempat seperti itu. Menurut ia berbeda jika kita makan ditempat makan biasa dikarenakan biasanya tempat makan yang biasa tidak menghadirkan kenyamanan saat kita bersantai bersama teman-teman. Tetapi pada saat hari minggu, ia pun biasa mengerjakan tugas yang diberikan oleh kampus “kalo hari minggu biasanya pagi-pagi gua ngerjain tugas, tapi kalo misalkan sampe siang belum selesai gua males diajakin pergi sama keluarga gua, soalnya daripada tugas itu ngeganggu gua dibesoknya”.

Mandy biasanya juga suka melakukan aktivitas bermain Golf, tetapi hal ini jarang dilakukannya dikarenakan jadwal kuliah yang cukup sibuk dan juga sulit untuk mengajak teman-temannya bermain golf dikarenakan aktivitas mereka pun yang sudah sibuk juga seperti Mandy.

Annoying experience yang pernah dialami Mandy ialah ketika berkunjung ke satu restoran yang bernama one hundred berada di Hotel Atlet Century Park Senayan. Pada saat itu ia melihat price listnya yang cukup mahal, maka ia hanya memesan menu appetizer saja yaitu calamari. Pada saat itu ekspektasi yang ada dipikiran ia jika restorannya sudah bagus maka penyajian makanannya pun juga akan bagus. Tetapi yang dialaminya berbeda dengan apa yang sudah diekspektasi oleh Mandy “yaudah calamarinya cuman kaya lo ada dirumah aja selesai goreng taro dipiring terus masih sangat berminyak dan servisnya juga kurang bagus” Pada akhirnya masalah yang ada hanya disimpan oleh Mandy didalam hati, dikarenakan menurut Mandy mungkin saja tempat yang ada belum secara luas dipublikasikan dan juga masih baru yang mana masih banyak butuh penyempurnaan.

Hal yang suka dilakukan oleh Mandy ialah berkumpul dengan teman-temannya. dikarenakan menurut ia ketika kita berkumpul secara bersama maka kita bisa berbicara lebih banyak dari biasanya. Hal ini dipengaruhi juga yang dirinya sudah menjadi mahasiswi, menurut ia ketika sudah menjadi mahasiswi maka akan lebih sulit bertemu dengan temannya yang berbeda universitas. Ia pun mengakui jika masih sering bertemu dengan temannya yang satu SMA ataupun SMP. Ketika moment itu datang maka yang dilakukan adalah sharing dan cerita-cerita tentang kehidupannya masing-masing sekarang. “dikarenakan gua lebih suka socializing sama orang jadinya gua lebih sering ngabisin waktu gua buat ngobrol sama temen-temen gue bisa gua lakuin pas kuliah tapi gak intim gitu ngobrolnya”

Ketika ia memilih menghabiskan liburan di Jakarta ataupun luar kota Mandy lebih memilih luar kota. Dikarenakan menurut dia jika kita liburan ke luar kota maka kita akan lebih excitement untuk menjalan aktivitas-aktivitas yang ada. Bahkan jika aktivitas-aktivitas yang ada diluar kota terdapat di Jakarta, Mandy tetap lebih memilih melakukannya diluar kota. Dikarenakan menurut Mandy jika melakukannya di Jakarta maka ia akan merasa malas untuk melakukan aktivitas tersebut. Menurut mandy jika di Jakarta, maka aktivitas dia maupun tugas sehari-hari akan tetap teringat oleh dia yang menyebabkan ia tidak bisa menikmati liburannya.

Menurut mandy mall itu ialah tempat konsumerisme, misalkan kita duduk saja disebuah café maka kita harus mengeluarkan uang lagi untuk bisa duduk bersantai. Mandy pernah menjadi seorang panitia dengan tema acara “Jakarta Moral Movement” tetapi ia pun menganggap acara seperti itu ketika diadakan di Jakarta hanya akan menjadi sebuah “trend” ataupun segmented bagi orang-orang yang sudah berkecimpung disitu saja “orang-orang yang biasa ke mall buat nongkrong juga gak bakal kesitu”. Yang bisa dicontohkan ialah kegiatan bersepeda, memang jika orang yang sudah mencintai sepeda akan tetap melakukan aktivitas tersebut, tetapi bagi orang lain yang hanya mengikuti trend hal itu sudah berubah lagi sesuai dengan trend yang ada saat ini ataupun kembali ke aktivitas biasanya.

Dalam memilih tempat liburan Mandy juga biasanya mendapatkan saran dari temannya, tetapi ada hal menarik disini. Satu saat ia pernah bercerita ke temannya bahwa ia akan liburan ke Milan, tetapi menurut temannya Milan itu tidak banyak tempat yang bisa dikunjungi, alhasil Mandy pun hanya memesan hotel untuk 2 malam di Milan. Hal yang mengejutkan ialah ketika ia berkunjung kesana hal yang dikatakan oleh temannya itu salah. Milan mempunyai tempat-tempat yang bagus dan menarik bahkan menurut ia ada sebuah taman yang sangat bagus, semenjak hari itu pun ia menganggap suatu tempat tidak bisa dibilang bagus atau jelek sampai kita menjelajahinya sendiri. Mandy pun juga mengatakan bahwa ketika memilih tempat liburan ia juga cenderung memilih tempat yang dimana ia bisa berjalan kaki, menurut ia Jakarta sekarang ini sudah tidak layak dimana orang dapat berjalan kaki dan menikmatinya dikarenakan trotoar yang makin diperkecil dan juga suasana yang tidak nyaman. Ia pun mengeluhkan dengan bangunan sejarah yang ada di Jakarta tidak dirawat dengan baik dan menganggapnya sebagai harta seperti yang dilakukan di luar negeri. Seharusnya pemerintah menjaga bangunan sejarah yang ada untuk rakyat Jakarta maupun Indonesia mengingat sejarah mereka “Sejarah itu adalah sesuatu yang membuat kita dihari sekarang” inilah kata untuk mengakhiri wawancara saya kali ini dengan Mandy





Alessa - Food Traveller


Perempuan yang berusia 20 tahun ini akan menjadi respondan saya kali ini bernama Alessa Deastrid, biasa dipanggil oleh teman-temannya Alessa. Ia sedang menjalankan pendidikannya di  Universitas Bina Nusantara International dengan jurusan Komunikasi yang berlokasi di Senayan Jakarta Selatan, sedangkan tempat tinggal Alessa berlokasi di daerah Radio Dalam Jakarta Selatan.  Alessa mempunyai hobby yaitu travelling, dan mengunjungi restoran untuk mencoba makanan yang baru bagi dia. Pada saat leisure time yang sering ia lakukan adalah mengunjungi mall yang ada di Jakarta dan melakukan fitness untuk kesehatan badannya. Tetapi pada saat hari minggu, ia sebisa mungkin menghabiskan waktunya untuk istirahat dirumah “kalo hari minggu sebisa mungkin gue ngabisin waktu dirumah entah baca majalah atau nonton DVD”.

Tempat yang paling sering dikunjungi oleh Alessa ialah mall Plaza Indonesia dan Plaza Senayan, dikarenakan menurut ia ambience yang ada di mall itu berbeda dibandingkan dengan mall lainnya di Jakarta mungkin dikarenakan orang yang berkunjung ke mall tersebut juga merupakan kalangan A yang mana store yang ada pun berbeda dengan mall lain di Jakarta. Tempat yang tidak disukai oleh Alessa ialah Pondok Indah Mall, dikarenakan pada hari sabtu atau minggu pengunjungnya yang begitu banyak “kalo hari sabtu atau minggu ke pim udah kaya mau kiamat”

Dikarenakan hobby ia adalah mengunjungi restoran untuk mencoba makanan di Jakarta, ia pun tidak keberatan jika harus mengunjungi tempat tersebut walaupun tempatnya jauh dari rumahnya “kalau buat makanan enak tempat sejauh apapun bakal gua datengin” dan juga untuk mengimbangi itu, ia juga kerap melakukan aktivitas olahraga seperti Fitness dan Yoga. Menurut ia olahraga tidak akan membuat badan kita semakin lemah yang ada membuat badan kita semakin kuat dan juga untuk melatih kesabaran.

Annoying experience yang dialami oleh Alessa adalah ketika kita akan datang ke suatu restoran di Jakarta kita harus memesan tempat 2 minggu sebelumnya dan juga menurut ia restoran di Jakarta sudah tidak lagi memikirkan bagaimana kualitas makanan yang ada “kalo di Jakarta restoran itu cuman mikirin tempatnya yang bagus tapi makanannya gak enak” Karena menurut ia sebuah restoran tidak harus mempunyai tempat yang cukup mewah, yang paling penting menurut dia ialah rasa makanannya yang harus enak. Dan satu hal yang tidak disukai Alessa ialah ketika kita makan suatu restoran di Jakarta itu adalah waktunya yang dibatasi oleh management restoran “kaya misalkan di Union itu waktunya dibatasin cuman 2 jam”. Menurut ia lebih baik jika restoran tersebut diberi minimum order tetapi waktu yang diberikan tidak ditentukan

Menurut ia, orang Jakarta yang mengunjungi restoran bukan lagi untuk mencoba makanan yang enak tetapi lebih ke gengsi, ia pun tidak suka jika orang yang makan di suatu restoran itu hanya sibuk mengupdate kegiatannya di media social “orang ke restoran bukan buat makan lagi tapi buat gengsi doang” ia pun lebih memilih ke tempat kaki lima untuk memakan makanan yang enak. Tetapi pada saat kekaki lima pun ia lebih cenderung membawa makanannya ke dalam mobil dikarenakan kondisi tempat makan yang jorok dan juga asap rokok yang mana Alessa sangat sensitive untuk menghirupnya. Satu hal yang menarik ialah ketika ia sedang bersama teman-temannya hal yang dia lakukan ia adalah menjauhkan gadget dari dirinya “sebisa mungkin kalo lagi makan gitu gua jauhin gadget dan fokus sama orang yang diajak ngobrol”. Menurut ia makan bersama teman merupakan moment yang penting, oleh karena itu ia tidak mau jika moment tersebut dirusak oleh dengan hadirnya gadget.

Ia pun pernah menghabiskan makan sushi dengan biaya 1,7 juta rupiah hanya untuk makan berdua dikarenakan ia menyukai makan sushi. tetapi ia pun pernah mengunjungi Jogja dan makan nasi liwet yang hanya menghabiskan uang 6,000 rupiah

Memorable experience yang pernah dialami oleh Alessa ialah pernah mengunjungi Gedung Merah yang lokasinya berada didaerah Kota Tua, menurut ia tempat itu merupakan tempat yang Mewah dan bagus yang berada di Jakarta. Memang tempat itu peninggalan kolonial Belanda pada saat menjajah Indonesia sehingga tempat itu tidak digunakan lagi tetapi gedung yang ada masih terawat. Dan juga pada saat itu Alessa menemukan tempat tersebut secara tidak sengaja. Gedung itu pun tidak terbuka untuk umum oleh Pemerintah Daerah, tetapi pada saat ia mengunjunginya ia diperbolehkan masuk ke dalam gedung tersebut oleh penjaga yang ada “ gua shock banget didalam itu banyak lampu gantung yang bagus banget pokoknya kalo didalem situ udah gak serasa berada di Jakarta lagi deh”. Tetapi ketka dia mengunjungi tempat tersebut ada kejadian mistis yang terjadi “jadi kan nyokap gue foto gitu, pas diliat ada bayangan berwarna merah biasanya kan kalo orang itu item bayangannya”


Menurut ia sebenernya di Jakarta banyak tempat yang bagus seperti museum-museum maupun gedung peninggalan zaman belanda sayangnya Pemerintah tidak mengurus dan terkesan tidak peduli dengan tempat tersebut. Dan juga ia menginginkan adanya sebuah event dimana kita dibawa ke masa lalu, agar orang Jakarta juga peduli dengan sejarah yang ada. Dikarenakan menurut ia orang Indonesia kurang menghargai sejarah mereka kebanyakkan hanya membanggakan sejarah yang ada di luar negeri padahal sejarah yang ada di Indonesia itu yang benar-benar hebat “Sebenernya Indonesia itu hebat banget karena berjuang sendiri untuk kemerdekaannya bukan kaya Singapore atau Malaysia yang kemerdekaannya dikasih” hal inilah yang menjadi penutup wawancara saya dengan Alessa